Tak sempat Indonesia bernafas dan tersenyum senang, ada lagi masalah yang menimpa. Rasanya masalah tak kunjung berakhir, terutama masalah perubahan iklim yang kini banyak disoroti oleh publik.
Nampaknya iklim kini mulai plin plan. Bagaimana tidak, hujan dan panas terkadang bercampur jadi satu, terkadang panas yang menyengat tiba-tiba hujan deras. Tak hanya itu, angin sepoi-sepoi bisa berubah menjadi angin kencang yang menelan banya jiwa. Sebenarnya apa yang terjadi pada ikilm saat ini? Se-klimaks itukah perubahan iklim saat ini? Siapakah penyebabnya?
Banyak anggapan bahwa perubahan iklim terjadi karena alam dan juga karena usia bumi yang kini sudah sepuh. Tapi setelah saya pikir, tidak sepenuhnya alam dan usia bumi adalah penyebab perubahan iklim.
Seorang anak kecil diberi kasih sayang, dirawat dan dijaga, tentunya ia tidak akan menangis. seorang nenek tua yang kita rawat dengan baik dan kita beri kasih sayang, pastilah ia tidak akan sakit-sakitan dan bersedih. Pun sama dengan Alam dan bumi yang saya analogikan seperti anak kecil dan nenek tua. Alam tidak akan marah bila kita menjaga dan merawatnya, nenek tua pun akan tetap sehat jika kita merawatnya dengan baik. Dari analogi di atas, jelaslah bahwa manusia adalah penyebab yang dominan dari perubahan iklim.
Secara langsung memang kita tidak merasa merusak alam, namun secara tidak langsung sebenarnya hampir setiap manusia melakukan usaha perusakan alam dalam skala yang sangat kecil sekali. Tetapi meskipun kecil, tidakkah bisa menjadi besar akhirnya?
Tanpa kita sadari, usaha-usaha itu berlangsung dalam keseharian kita. Misalnya, membuang sampah sembarangan. Kelihatannya memang simple sekali, tapi kesimple-an inilah yang menjadi pendonor bagi terciptanya gas metana. Belum lagi kalau sampah plastik yang dibakar. Beralih ke bidang lain. Peternakan. Mau tidak mau sebuah peternakan pasti ada kotoran hewannya. Nah, kotoran hewan inilah yang nantinya menjadi bibit-bibit terkumpulnya gas metana. Pun sama dengan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan dengan knalpotnya yang menghembuskan CO, gas yang mematikan dan pastinya menjadi penyuplai terbesar dalam polusi udara, tanah dan air. Beralih ke salon kecantikan. Hair spray, sebuah tabung berisi zat entah saya tidak tau namanya yang pastinya akan menghasilkan CFC (Cloro Fluor Carbon) yang dapat membuat lapisan ozon berlubang. So, kalau berlubang panas matahari akan dengan mudah saja menerobos atmosfer bumi, sehingga panas di bumi meningkat.
Dari sekian panjang celoteh saya, ujung-ujungnya adalah GRK, yaitu Gas Rumah Kaca. Zat-zat yang saya sebutkan di atas seperti CO, CO2, metana, dan CFC adalah komponengas rumah kaca. Zat-zat yang berwujud gas itu tadi naik ke atas dan membentuk sebuah payung. Payung tersebut bisa ditembus oleh sinar matahari, tapi panas yang terpantul oleh permukaan bumi tidak bisa diteruskan ke atas karena terhalang oleh payung tadi. Dengan demikian, panas akan menyelimuti bumi dan suhu bumi akan naik.
Penyebab-penyebab perubahan iklim di atas tentunya menimbulkan dampak yang merugikan. Seperti
Bila melihat realita seperti itu, tidakkah pintu hati kita terketuk tuk merubah pola hidup dan perilaku kita dalam mengurangi perubahan iklim sedikit demi sedikit. Janganlah memikirkan kesenangan belaka yang sifatnya semntara bahkan akan merugikan kita, tapi pikirkanlah masa depan kita, anak-anak dan cucu kita. So, save our earth for our future!